CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 15 Januari 2011

Postingan Waktu Sedang Mood

Pada dasarnya, memang nggak ada keinginan buat bikin blog ini terkenal atau apalah dengan banyak pernak-pernik, aku cuma pingin lewat blog ini aku bisa cerita tapi cuma sedikit yang baca. Bukannya cari perhatian curhat lewat internet, tapi whom I can told to? Aku nggak bilang bahwa teman-temanku bukan pendengar yang baik, tapi aku cuma ingin bercerita, cerita, dan cerita tanpa diintervensi dan tanpa masukan.

Cerita pertama, mungkin lagi-lagi keluargaku. Tadi malam aku menangis. Lama. Baru kali ini setelah kepergian ayah aku menangis lama dan err, dalam. Entah apa penyebabnya, mungkin karena aku benci dengan diriku sendiri ditambah dengan perasaan bahwa aku tidak salah apa-apa. Ya, membingungkan. Tapi kita tidak butuh alasan yang logis untuk berteriak dan menangis untuk melegakan hati kita, kan?

Yang kedua mungkin karena perasaan yang, membingungkan. Bukan cinta, bukan sayang, tapi perasaan hangat yang dapat mendingin dan memanas. Cemburu. Itu satu perasaan yang baru dimengerti akhir-akhir ini. Aku tidak bisa bilang bahwa cemburu yang kuderita karena orang lain. Semuanya murni karena keputusanku sendiri.

Lalu masalah pendidikan. Kurang dari seratus hari aku harus menghadapi UAN, SNMPTN, dan banyak lagi. Aku ingin optimis dan ingin diterima jalur PPKB UI yang, alhamdulillah, kesempatan itu diberikan kepadaku. Tapi itu sulit karena persaingan yang amat tinggi. Aku juga tidak seoptimis itu jika melihat nilai raporku. Hhh..

Terakhir, andai kamu tahu aku menulis ini, untuk sahabatku yang walaupun sekarang sudah tidak menganggap aku sebagai sahabat, aku minta maaf. Minta maaf kalau gara-gara aku kamu susah, malu, menderita, sebal, jijik, benci, perusak, bosenin, nggak asik, dan lain-lain. Cuma tolong terima aku seperti adanya aku. Aku berhak untuk bergaul dengan caraku sendiri bukan dengan caramu. Terima kasih untuk beberapa bulan kamu mau menganggapku yang utama walaupun aku bahkan belum yakin kalau saat itu kamu benar-benar tulus. Tapi harapanku sekarang tentang kamu adalah kamu bahagia, dengan siapapun yang berdiri tepat di sebelahmu di tempat yang paling dekat denganmu.